Tes ketenangan, yang umumnya menggunakan breathalyzer untuk memperkirakan kadar alkohol dalam darah (BAC) dari sampel napas, biasanya digunakan untuk mendeteksi mengemudi dalam keadaan mabuk. Meskipun minum alkohol telah lama menjadi praktik umum dalam kehidupan sehari-hari, alkohol dapat menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan. Dampak minum alkohol tergantung pada seberapa banyak alkohol yang diminum dan kondisi fisik individu.
Mengemudi dalam pengaruh alkohol merupakan penyebab utama cedera dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia. Pada tahun 2014, 9967 orang tewas dalam kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mabuk, yang merupakan hampir 31% dari seluruh kematian terkait lalu lintas di Amerika Serikat.
Tes ketenangan yang mengukur konsentrasi alkohol dalam darah (BAC) pengemudi biasanya diadopsi untuk menentukan apakah seorang pengemudi berbahaya untuk mengemudi di jalan. Ada dua metode yang dapat digunakan: tes napas dan tes darah. Tes nafas menggunakan breathalyzer untuk mengukur konsentrasi alkohol di udara yang dihasilkan dari pernafasan. Tes ini diterima secara luas karena bersifat non-invasif, portabel, dan dapat memberikan hasil yang segera.
Alat yang terakhir ini secara langsung mengukur jumlah alkohol dalam darah subjek, yang pada umumnya lebih akurat daripada alat yang pertama. Namun demikian, tes ini perlu memasuki tubuh manusia untuk pengambilan sampel. Selain itu, melakukan tes darah memang memiliki kekurangan, yaitu masalah kebersihan dan ketidaknyamanan.
Telah diketahui bahwa minum alkohol membuat perubahan pada BAC. Hal ini juga memengaruhi aktivitas jantung manusia. Secara kasarnya, semakin banyak alkohol yang diminum, semakin cepat jantung berdetak. Kami menggunakan ini untuk mengkorelasikan hubungan antara BAC dan detak jantung. Kami menganalisis sinyal photoplethysmography (PPG), yang merupakan teknik non-invasif yang terkenal yang mendeteksi detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, saturasi oksigen darah, dan lain-lain. Penelitian kami menunjukkan isyarat yang kuat dalam PPG tunggal yang mengungkapkan tingkat BAC secara tidak langsung.
Bahkan akurasi klasifikasi dapat diperoleh hingga 87,50%. Hal ini menunjukkan bahwa teknik PPG kami memiliki potensi untuk skrining BAC.